PELABUHAN PERIKANAN PANTAI SORONG

SELAMAT DATANG DI BLOG PELABUHAN PERIKANAN PANTAI SORONG
Alamat:Jl.Cakalang(Jl.Jend.A.Yani),RT 001/ RW 001, Kel. Kampung Baru, Sorong - Papua Barat
Email:
kantorsyahbandar.pppsorong@gmail.com, pppsorong.pb@gmail.com
Phone:0951-324902, Faximile:0951-324884, Blog Site: kantorsyahbandar-pppsorong.blogspot.com

MISI Pelabuhan Perikanan Pantai Sorong: 1).Mendorong Peningkatan investasi swasta bidang perikanan dan pendukungnya. 2).Mendorong peningkatan fungsi dan peran pelabuhan perikanan. 3).Menciptakan iklim yang kondusif bagi investasi usaha di lingkungan pelabuhan perikanan. 4).Mendorong peningkatan pengawasan Sumber Daya Ikan (SDI).

Thursday 7 February 2013

DOKUMEN (KORAN)

Kamis, 10 Januari 2013 , 06:41:00


SORONG – Sebanyak 5 unit bangkai kapal kayu terlihat masih bersandar di tepi dermaga pelabuhan Perikanan Pantai. Lima bangkai kapal kayu tersebut, terkesan sengaja dibiarkan pemiliknya tanpa diurus untuk dipindahkan, sehingga membuat pemandangan tak sedap dan terkesan berserakan. Padahal, kelima bangkai kapal kayu yang tinggal kerangka serta dinding kayunya itu, sudah bersandar di pelabuhan Perikanan sejak kurang lebih tiga tahun lalu. Pihak Syahbandar sendiri telah melayangkan surat teguran dan meminta agar para pemilik bangkai kapal dapat memindahkan bangkai kapalnya tersebut.
Namun demikian, hingga kemarin kelima bangkai kapal kayu masih terlihat berserakan di pantai dermaga tersebut. Syahbandar Farian K. Sulaiman ,S.pel kepada Koran ini saat dikonfirmasi di ruang kerjanya kemarin (9/1) mengatakan, pihaknya akan kembali melakukan koordinasi dengan para pemilik bangkai kapal, agar segera mengambil langkah untuk membersihkan bangkai kapalnya dari dermaga pelabuhan Perikanan Pantai secepatnya.
Diakuinya kendati tidak menganggu aktifitas bongkar muat dan sandar kapal kayu serta kapal nelayan lainnya, namun keberadaan bangkai kapal menganggu pemandangan dan kebersihan dermaga. “Kami sudah mengirimkan surat kepada pemiliknya tapi sampai sekarang belum ada tindaklanjutnya,”jelas Farian seraya menambahkan, melihat kondisi tersebut, pemilik bangkai kapal terkesan sudah tidak perduli dengan barangnya. Dimana saat ini kelima bangkai kapal yang berserakan tersebut, sebagain sudah rusak karena terkikis air laut. Kelima bangkai kapal sendiri disandarkan ditepi dermaga.
“Kalau misalnya dipindahkan memang tempatnya dapat kita manfaatkan untuk sandar kapal-kapal yang lain juga,”ujarnya. Pihaknya pun memberikan deadline waktu kepada pemilik kelima bangkai kapal kayu untuk segera membersihkan paling lambat bulan ini. Jika dalam bulan ini tidak juga dibersihkan, pihak Syahbandar tidak bertanggungjawab jika kayu bangkai kapal diambil orang.
“Itu kayu-kayu bangkai kapal kan juga bisa dimanfaatkan untuk kayu bakar, tapi orang mau ambil juga kan masih takut karena ada pemiliknya,”imbuhnya. Dikatakan puyla, di Pelabuhan Perikanan pantai, sedikitnya terdapat belasan kapal kayu yang sandar dan beroperasi. Selain itu juga terdapat beberapa kapal nelayan yang sandar secara temporer atau sewaktu-waktu saat kembali dari mencari ikan.
“Dua bulan sekali juga ada kapal dari luar kota yang sandar dan bawa sembako untuk dijual, peralatan perikanan saat sandar di Sorong,”pungkasnya.(reg

(Sumber: Radar Sorong, edisi Kamis 10 Januari 2013)


"Jangan takut mengambil satu langkah besar bila memang diperlukan. Anda takkan bisa meloncati sebuah jurang dengan lompatan kecil."

~ David Liyod George ~





Pelabuhan Perikanan Agar Diperluas

SORONG - Dengan semakin banyaknya kapal ikan yang sandar di Pelabuhan Perikanan tipe C Kota Sorong, pihak syahbandar pelabuhan perikanan Kota Sorong sangat berharap agar ada penambahan luas dermaga. Sekarang ini dermaga perikanan Kota Sorong seluas 90- 200 meter, sementara ada beberapa kapal yang sandar di pelabuhan tipe C tersebut dengan panjang 70-80 meter sehingga mengalami kendala saat sandar.
Menurut Farian, Kepala Syahbandar Pelabuhan Perikanan Kota Sorong, dengan adanya rencana untuk penambahan luas pelabuhan perikanan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua Barat, pihaknya sangat mendukung sekali rencana tersebut, karena memang pelabuhan perikanan ini perlu ada pengembangan.“Untuk sekarang ini kapasitasnya hanya untuk sandar sekitar 10-11 kapal, itupun tidak bisa langsung bersamaan sandar. Untung saja, kapal-kapal ikan yang masuk dalam pelabuhan tipe C ini memiliki line panjang, artinya mereka berlayar sekitar 3 bulan dan baru bongkar di sini, “ katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, untuk itu pihaknya sangat mendukung program yang akan dilaksanakan DKP Provinsi terkait denga rencana pengembangan dermaga ini, karena memang pelabuhan perikanan Kota Sorong ini sudah seharusnya dikembangkan. Terlebih lagi di Papua dan Papua Barat ini, untuk pelabuhan perikanan tipe C hanya ada di Kota Sorong. Itu artinya bahwa pelabuhan ini sentral bagi bongkar muat hasil laut untuk industri berupa ikan dan udang,” imbuh Farian. (iso)

(Radar Sorong Edisi Selasa, 16 April 2013)

"Jangan melihat masa lampau dengan penyesalan, jangan pula lihat masa depanmu dengan ketakutan, tetapi lihatlah sekitarmu dengan penuh kesadaran."

~ James Thurber ~
 



Pelabuhan Perikanan Kota Sorong Layak Dikembangkan
Oleh mc sorong
Rabu, 10 April 2013 | 08:27
Sorong, InfoPublik - Pelabuhan Perikanan tipe C Sorong saat ini  memiliki ukuran panjang 90 meter dan  lebar 20 meter, maka dengan ukuran itu dinilai sangat layak untuk dikembangkan. Karena kapal-kapal yang akan bersandar di pelabuhan tersebut  menjadi kendala dan hanya 10 hingga 11 kapal saja yang bisa sandar.
“Untung  saja selama ini kapal  yang berlayar setiap  3 bulan baru melakukan kegiatan bongkar muat di sini. Jadi ada jeda waktunya cukup panjang. Jika tidak, maka menjadi terganjal aktivitas yang ada,” jelas Kepala Syahbandar Pelabuhan Perikanan Sorong Farian, Selasa (9/4).
Pelabuhan perikanan yang ada di Papua dan Papua Barat dan salah satunya saja yang ada di Sorong  masih miliki  tipe C.  Kegiatan bongkar muat yang dilakukan yakni  hasil-hasil laut berupa ikan dan udang untuk industri.
“Kita ketahui bersama bahwa potensi hasil laut di kawasan Papua dan Papua Barat prospeknya sangat menjanjikan. Tentu terkait hal itu, harus didukung dengan sarana dan prasarana yang lebih memadai,” katanya.
Dengan adanya rencana  pengembangan areal pelabuhan  tersebut, kata Farian, sudah  mendapat respon dari Dinas Kelautan dan Perikanan  Papua Barat. Hanya sekarang tinggal menunggu kapan rencana itu akan bisa terwujud, harapnya. )MC.Sorong/dim/rim/toeb)



"Apa yang tampak sebagai suatu kemurahan hati, sering sebanarnya tiada lain daripada ambisi yang terselubung yang mengabaikan kepentingan-kepentingan kecil untuk mengejar kepentingan-kepentingan yang lebih besar."

~ La Roucefoucauld ~








KOTA SORONG
Pelabuhan Perikanan Bebas Pungli



Senin, 15 Oktober 2012
SORONG (Suara Karya): Pelabuhan Kota Sorong yang selama ini ramai dikunjungi baik kapal perikanan maupun kapal penumpang dan barang, bebas dari pungutan liar (pungli). Hal ini berdasarkan observasi lapangan sejumlah anggota DPRD Papua Barat akhir pekan lalu. Bahkan Pelabuhan Perikanan Sorong sangat membantu masyarakat pedesaan yang mengangkut barang dari dan ke pesisir pelosok setempat.
"Kami baru melakukan observasi di Pelabuhan Perikanan Sorong untuk menjaring aspirasi masyarakat tentang keberadaan pelabuhan tersebut bagi pertumbuhan pembangunan di daerah itu. Ternyata, sangat membantu perkembangan ekonomi pedesaan (perkampungan) di Papua Barat, khususnya Kota Sorong dan sekitarnya, karena menerima sandarnya kapal-kapal barang dan penumpang, bukan hanya khusus bagi kapal-kapal perikanan saja," kata Amelia Simorangkir, salah seorang anggota DPRD Papua Barat kepada pers di Sorong kemarin.
Dikatakan Amelia, pihaknya sengaja melakukan observasi di pelabuhan khusus (Pelabuhan Perikanan Sorong) karena warga pedalaman sering melakukan kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan itu. Dan, menurut Amelia, pernah ada laporan bahwa sejumlah pelabuhan khusus di Sorong memungut upah labuh dan lainnya yang sangat memberatkan warga kecil.
Bahkan sesuai informasi, petugas-petugas pelabuhan khusus di Kota Sorong memungut biaya labuh dan lainnya tidak beraturan. "Misalnya, pungutan uang penumpukan barang antara pemilik barang satu dan lainnya tidah sama, padahal volume penumpukan sama," kata Amelia.
Kemudian, pihak pelabuhan juga memungut uang labuh tidak sesuai dengan aturan karena kebanyakan pengutan tidak disertai kuitansi. Nah, akibat ulah oknum-oknum seperti itu, membuat DPRD Papua Barat turun lapangan untuk mengecek kebenaran laporan itu.
Menjawab pertanyaan wartawan, Amelia mengatakan, apabila terbukti ada petugas yang memainkan baik harga labuh maupun pungutan penumpukan sehingga merugikan masyarakat kecil, maka pihak DPRD akan melaporkan hal itu kepada instansi yang berwenang. Dan, juga laporan itu disampaikan kepada Gubernur Papua Barat, Abraham O Atururi.
Syahbandar Pelabuhan Perikanan Sorong, Farian Soleman, S.Pel, ketika dikonfirmasi wartawan mengatakan, khusus pelabuhan yang dipimpinnya, dipersilakan diperiksa. "Saya tak pernah takut karena kami selalu diperiksa baik dari Wali Kota Sorong maupun gubernur dan juga dari inspektorat Kementerian Kelautan dan Perikanan. Oleh karena itu, saya tidak takut diperiksa karena kami bekerja di dalam koridor hukum," kata Farian kemarin. (Yacob Nauly)

"Keyakinan merupakan suatu pengetahuan di dalam hati, jauh tak terjangkau oleh bukti."

~ Kahlil Gibran ~